PANTAU, BIMBING DAN BINA SOSIAL EMOSIONAL ANAK
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi seseorang yang dapat memengaruhi tumbuh kembangnya serta memberikan dampak yang terus berlanjut hingga ia dewasa.
Namun sayang, pada masa sekarang ini semakin banyak orangtua yang hanya mementingkan perkembangan fisik dan kecerdasan akademis, tanpa memperhatikan perkembangan emosi anak.
Lantas, apa yang terjadi jika anak tumbuh besar tanpa perkembangan emosional yang matang?
Kecenderungan orangtua untuk mengabaikan perkembangan emosi anak di usia tumbuh kembangnya dapat memicu kondisi kesehatan mental anak yang disebut dengan childhood emotional neglect (CEN). CEN merupakan gangguan emosional yang sulit untuk dikenali oleh orangtua ataupun keluarga terdekat. Namun hal ini dapat lebih mudah dikenal saat si anak sudah beranjak dewasa, yang ditandai dengan kesulitan memahami emosi, mengekspresikan perasaan, kesulitan untuk berkomunikasi, dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain. CEN justru lebih dapat dikenali oleh pihak ketiga di luar lingkungan sosial si anak, karena orang tersebut merasakan adanya perbedaan kontras dari cara berperilaku dan berkomunikasi dari seseorang yang mengalami CEN.
Seorang ahli psikologi klinis,
Dr. Jonice Webb menjelaskan CEN sebagai suatu dampak dari orangtua yang gagal dalam memenuhi kebutuhan emosional anak. Ini terjadi ketika orangtua tidak menunjukkan respon yang sesuai ketika anak sedang marah atau sedih, dan justru memarahinya saat ia sedang berusaha mencari perhatian orang tua.
Pola asuh orang tua yang otoriter, perfeksionis, dan terkesan egois yang hanya memfokuskan pada keinginan orangtua untuk anak akan cenderung menekan perkembangan emosi anak sehingga ia terlalu mengisolasi dirinya — dengan tidak menunjukan emosinya kepada kedua orang tuanya bahkan orang lain.
Mandeknya kematangan emosional anak juga bisa disebabkan karena kurangnya kedekatan anak dengan orang tua, baik karena orangtua terlalu sibuk, bercerai, sedang sakit, ataupun (salah satu atau keduanya) sudah meninggal. Meski jika dilihat dari sisi materi dan kecerdasan akademis anak sudah memperoleh semua yang ia butuhkan dan inginkan, namun tanpa kedekatan emosional yang diperoleh dari menghabiskan waktu bersama, anak akan tetap belajar untuk menekan emosinya saat ia beranjak dewasa karena ia merasa tidak memiliki seseorang untuk berbagi.
Apa akibatnya jika ortu mengabaikan perkembangan emosi anak?
- Terlalu bersikap keras terhadap diri sendri – ditandai dengan selalu merasa marah dan kecewa akan dirinya atau memiliki standar yang terlalu tinggi untuk dipenuhi dalam kehidupannya. Mereka juga cenderung merasa rendah diri dan mengkritik dirinya sendiri tanpa habis untuk dibandingkan dengan orang lain.
- Kurang rasa kepemilikan – anak yang menderita CEN lebih mungkin merasa bahwa ia tidak klop di lingkaran sosial manapun, baik itu lingkungan keluarga maupun teman. Mereka juga cenderung tidak nyaman pada lingkungan sosial dan cenderung menjauhkan diri dari orang terdekat.
- Merasa bangga melakukan berbagai hal seorang diri – akibatnya mereka sulit menerima ataupun meminta pertolongan dari orang lain.
- Sering merasa tidak puas – mereka cenderung merasa ada salah dari diri mereka sepanjang waktu, akibatnya mereka juga kesulitan untuk mengenali apa yang sebenarnya ia butuhkan dan membuat perencanaan untuk hidup mereka.
- Sulit memahami perasaan diri sendiri – mereka sering merasa marah atau sedih tanpa mengetahui sebab yang jelas dan mengalami kesulitan untuk menenangkan diri saat mereka marah ataupun sedih.
- Depresi – depresi pada anak CEN muncul akibat akumulasi dari ketidakmampuan dirinya untuk mengekspresikan emosi dengan baik sehingga ia merasa kesepian dan juga terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Namundengan memendam perasaan negatif sendirian, ini artinya anak tidak memiliki kemampuan beradaptasi yang efektif untuk memecahkan masah dan memperoleh dukungan sosial guna mengatasi masalah yang sedang ia hadapi.
Apa yang dapat orangtua lakukan untuk mencegah childhood emotional neglect?
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan emosi dan membangun kemampuan emosional anak, diantaranya:
- Saat anak merasa sedih atau marah, jangan meyakinkan anak bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bantulah mereka untuk memahami perasaanya dengan menanyakan apa yang terjadi dan bantu mereka mengatasi perasaan marah atau sedih tersebut dengan menunjukan apa yang mereka harus lakukan.
- Bantu anak untuk membiasakan diri menyampaikan apa yang membuatnya kesal atau sedih, dengan begitu Anda sebagai orang tua dapat lebih mudah memberikan bantuan terhadap anak.
- Tunjukan simpati dengan menanyakan masalah yang sedang ia alami dan yakinkan bahwa Anda akan selalu siap membantunya.
- Bantu anak untuk menerima keadaan dan mencoba mengikhlaskan suatu kejadian dan perilaku orang lain yang membuatnya kesal ataupun marah.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas kunjungannya ...semoga bermanfaat. Aamiin.