Senin, 20 April 2020

MENGEMBANGKAN MULTIPLE INTELLIGENT ANAK MELALAUI BERMAIN.

PENTINGNYA BERMAIN DAN ALAT BERMAIN UNTUK ANAK


Setiap orang tua harus dapat memahami dan mengetahui bahwa kemampuan anak bisa dikembangkan. Pada saat anak lahir telah memiliki kemampuan berbicara, berpikir, sosialisasi dan lainnya. kemampuan tersebut dapat dikembangkan secara optimal melalui kegiatan bermain dan media alat bermain yang sesuai dengan usia anak.

Penelitian dari Blue Sky Science (sebuah kolaborasi dari Wisconsin State Journal dan Morgridge Institute for Research, 2016) menyatakan bahwa bermain sangat penting untuk perkembangan anak di segala hal. Hal ini berdampak pada 6 aspek perkembangan anak, yaitu : perkembangan nilai agama dan moral, perkembangan kognitif, perkembangan sosial emosional, perkembangan seni serta pengembangan bahasa.


Mengapa bermain dan mainan itu penting?



  • ·       Sebagai media bagi anak  untuk mempelajari berbagai hal.

Sebagai contoh, bayi dan balita tidak mengerti mengenai gravitasi bumi, mereka tidak memahami bahwa barang yang jatuh akan selalu mengarah ke bawah atau ke lantai. Hal ini bisa di pelajari saat mereka bermain. Saat anak  bermain dengan mainan genggam misalnya, dan menjatuhkan mainannya, mereka akan menyadari bahwa benda tersebut jatuh ke lantai. Saat kita mengambilkan dan mengembalikan mainan tersebut pada anak , mereka mungkin akan dengan sengaja menjatuhkannya kembali untuk melihat benda tersebut jatuh lagi ke bawah. Mereka akan menikmati permainan “menjatuhkan benda” ini sepanjang kita mau meladeni mereka. Tak lama pun, apapun yang ada dalam genggaman mereka akan menjadi mainan untuk dijatuhkan; botol, sendok, bola atau bahkan mangkuk makan mereka. Mereka belajar dan bermain dari esperimen ini dari apapun yang mereka sentuh, pada akhirnya mereka memahami gravitasi bumi karena pengalaman langsung mereka dengan mainannya tersebut.

  • ·        Untuk perkembangan otot, koordinasi dan keseimbangan.

Saat mereka mengendarai sepedanya, perhatikan bagaimana otot-otot mereka bekerja. Atau bagaimana mereka belajar menjaga keseimbangan saat sedang mendaki naik saat berada di tempat bermain atau bagaimana anak  mengontrol otot saat bermain menara balok supaya balok-balok tersebut seimbang dan tidak jatuh      saat semakin tinggi.


  • ·        Mengajak anak  untuk berkreasi dan berimajinasi.

Berikan pada mereka kotak karton kosong dan perhatikan bagaimana mereka berkreasi dan mengubah boks tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan; kereta, rumah ataupun kandang binatang. Anak-anak banyak memulai permainan mereka dengan imajinasi mereka, adanya mainan mendorong anak  untuk lebih bermain dengan imajinasinya.

  • ·        Menambah kepercayaan diri mereka.

Saat akhirnya menguasai suatu permainan seperti menyelesaikan puzzle, dapat mengendarai sepeda roda tiganya atau sukses meniup bubbles, kesuksesan ini mengembangkan perasaan hebat dalam diri anak . Saat mereka berkata, “Aku bisa, coba lihat!” penting buat Kita  untuk memberikan pujian dan pengakuan pada anak , karena saat orang dewasa memberikan perhatian dan pengakuan pada permainan dan pencapaian mereka, hal ini dapat membuat mereka merasa berharga dan meningkatkan kepercayaan diri anak  dan mengembangkan konsep diri mereka.

  • ·        Mengajarkan pentingnya empati, kerja sama dan pertemanan

Selain membangun kepercayaan diri, mainan juga dapat menjadi dasar pertemanan untuk anak . Mainan seperti jungkat jungkit hanya akan bekerja bila Anak  dan teman nya bekerja sama dengan baik. anak  juga biasanya akan lebih mudah berinteraksi dengan teman sebayanya saat bermain bersama. Bermain dalam kelompok yang terdiri dari beberapa anak dapat membantu anak  belajar memahami perasaan dan pikiran teman-temannya serta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada orang lain. Mereka belajar apa yang akan terjadi saat mereka mau berbagi mainan dengan temannya, dan apa yang terjadi saat mereka tidak mau berbagi.


Jadi walau terlihat remeh, namun ternyata mainan memiliki banyak fungsi penting terhadap 6 aspek perkembangan anak.


 Yuk, kita bantu supaya waktu bermain mereka menjadi makin menyenangkan




Minggu, 19 April 2020

AKIBAT MENGABAIKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK


PANTAU, BIMBING DAN BINA SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi seseorang yang dapat memengaruhi tumbuh kembangnya serta memberikan dampak yang terus berlanjut hingga ia dewasa. 
Namun sayang, pada masa sekarang ini semakin banyak orangtua yang hanya mementingkan perkembangan fisik dan kecerdasan akademis, tanpa memperhatikan perkembangan emosi anak. 

Lantas, apa yang terjadi jika anak tumbuh besar tanpa perkembangan emosional yang matang?
Kecenderungan orangtua untuk mengabaikan perkembangan emosi anak di usia tumbuh kembangnya dapat memicu kondisi kesehatan mental anak yang disebut dengan childhood emotional neglect (CEN). CEN merupakan gangguan emosional yang sulit untuk dikenali oleh orangtua ataupun keluarga terdekat. Namun hal ini dapat lebih mudah dikenal saat si anak sudah beranjak dewasa, yang ditandai dengan kesulitan memahami emosi, mengekspresikan perasaan, kesulitan untuk berkomunikasi, dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain. CEN justru lebih dapat dikenali oleh pihak ketiga di luar lingkungan sosial si anak, karena orang tersebut merasakan adanya perbedaan kontras dari cara berperilaku dan berkomunikasi dari seseorang yang mengalami CEN.
Seorang ahli psikologi klinis, 
Dr. Jonice Webb menjelaskan CEN sebagai suatu dampak dari orangtua yang gagal dalam memenuhi kebutuhan emosional anak. Ini terjadi ketika orangtua tidak menunjukkan respon yang sesuai ketika anak sedang marah atau sedih, dan justru memarahinya saat ia sedang berusaha mencari perhatian orang tua.
Pola asuh orang tua yang otoriter, perfeksionis, dan terkesan egois yang hanya memfokuskan pada keinginan orangtua untuk anak akan cenderung menekan perkembangan emosi anak sehingga ia terlalu mengisolasi dirinya — dengan tidak menunjukan emosinya kepada kedua orang tuanya bahkan orang lain.

Mandeknya kematangan emosional anak juga bisa disebabkan karena kurangnya kedekatan anak dengan orang tua, baik karena orangtua terlalu sibuk, bercerai, sedang sakit, ataupun (salah satu atau keduanya) sudah meninggal. Meski jika dilihat dari sisi materi dan kecerdasan akademis anak sudah memperoleh semua yang ia butuhkan dan inginkan, namun tanpa kedekatan emosional yang diperoleh dari  menghabiskan waktu bersama, anak akan tetap belajar untuk menekan emosinya saat ia beranjak dewasa karena ia merasa tidak memiliki seseorang untuk berbagi.

Apa akibatnya jika ortu mengabaikan perkembangan emosi anak?

  • Terlalu bersikap keras terhadap diri sendri – ditandai dengan selalu merasa marah dan kecewa akan dirinya atau memiliki standar yang terlalu tinggi untuk dipenuhi dalam kehidupannya. Mereka juga cenderung merasa rendah diri dan mengkritik dirinya sendiri tanpa habis untuk dibandingkan dengan orang lain.
  • Kurang rasa kepemilikan – anak yang menderita CEN lebih mungkin merasa bahwa ia tidak klop di lingkaran sosial manapun, baik itu lingkungan keluarga maupun teman. Mereka juga cenderung tidak nyaman pada lingkungan sosial dan cenderung menjauhkan diri dari orang terdekat.
  • Merasa bangga melakukan berbagai hal seorang diri – akibatnya mereka sulit menerima ataupun meminta pertolongan dari orang lain.
  • Sering merasa tidak puas – mereka cenderung merasa ada salah dari diri mereka sepanjang waktu, akibatnya mereka juga kesulitan untuk mengenali apa yang sebenarnya ia butuhkan dan membuat perencanaan untuk hidup mereka.
  • Sulit memahami perasaan diri sendiri – mereka sering merasa marah atau sedih tanpa mengetahui sebab yang jelas dan mengalami kesulitan untuk menenangkan diri saat mereka marah ataupun sedih.
  • Depresi – depresi pada anak CEN muncul akibat akumulasi dari ketidakmampuan dirinya untuk mengekspresikan emosi dengan baik sehingga ia merasa kesepian dan juga terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Namundengan memendam perasaan negatif sendirian, ini artinya anak tidak memiliki kemampuan beradaptasi yang efektif untuk memecahkan masah dan  memperoleh dukungan sosial guna mengatasi masalah yang sedang ia hadapi.

 Apa yang dapat orangtua lakukan untuk mencegah childhood emotional neglect?


Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menjaga kesehatan emosi dan membangun kemampuan emosional anak, diantaranya:

  • Saat anak merasa sedih atau marah, jangan meyakinkan anak bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bantulah mereka untuk memahami perasaanya dengan menanyakan apa yang terjadi dan bantu mereka mengatasi perasaan marah atau sedih tersebut dengan menunjukan apa yang mereka harus lakukan.
  • Bantu anak untuk membiasakan diri menyampaikan apa yang membuatnya kesal atau sedih, dengan begitu Anda sebagai orang tua dapat lebih mudah memberikan bantuan terhadap anak.
  • Tunjukan simpati dengan menanyakan masalah yang sedang ia alami dan yakinkan bahwa Anda akan selalu siap membantunya.
  • Bantu anak untuk menerima keadaan dan mencoba mengikhlaskan suatu kejadian dan perilaku orang lain yang membuatnya kesal ataupun marah.

Senin, 13 April 2020

PPDB POS PAUD DAHLIA 64

AYO BERGABUNG BERSAMA KAMI


Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini itu penting lho ayah dan bunda. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kesuksesan hidup erat kaitannya dengan pendidikan anak pada usia dini. Jadi, ketahuilah beberapa alasan penting PAUD demi merancang kesuksesan hidup anak Anda.

Berikut ini adalah beberapa alasan pentingnya pendidikan anak usia dini:

1. Bisa membentuk jiwa pembelajar sejati sejak dini
PAUD memiliki berbagai metode dan sarana yang menyenangkan di dalam kelas. Anak usia dini belajar secara efektif. Rasa senang yang selalu dihadirkan di dalam kelas PAUD mendorong anak-anak usia dini menjadi pembelajar sejati.

Anak-anak di PAUD akan menyukai belajar dan selalu merasa semangat untuk terus belajar seumur hidup mereka yang disebut dengan istilah pembelajar sejati (Lifelong Learner). Jadi, sebelum masuk sekolah dasar, rasa suka belajar sudah tumbuh sejak masa PAUD.

2. Mampu bersosialisasi sejak dini
Kita semua mengetahui bahwa manusia merupakan mahluk sosial sehingga selalu memerlukan sosialisasi. Sosialisasi dengan orang-orang selain dengan anggota keluarga amat penting untuk kelangsung hidup seorang manusia.

Semakin awal Anda melatih kemampuan bersosialisasi melalui pendidikan anak usia dini maka semakin cepat anak memiliki kepercayaan diri dan mengatasi rasa malu. Rasa malu dan tidak percaya diri yang didiamkan terlalu lama akan menghambat perkembangan sosialnya.

3. Mampu bekerja sama sejak dini
Kemampuan bersosialisasi akan semakin lengkap apabila ditambah dengan kemapuan bekerja sama sejak dini. Kemampuan bekerja sama bisa didapatkan anak saat masih menjalani pendidikan anak usia dini atau PAUD.

Pada masa PAUD, anak-anak akan mempelajari cara berbagi, bekerja sama, dan bergiliran dalam kelas belajar yang menyenangkan. Kemampuan bekerja sama cukup penting untuk dilatih sejak anak masih usia duni.

4. Bisa melatih konsentrasi sejak dini
Anak yang langsung masuk ke sekolah dasar tanpa menerima pendidikan anak usia dini sebelumnya cenderung merasa seperti baru belajar. Anak seperti ini belum memiliki konsentrasi belajar sebagaimana yang telah dimiliki oleh anak-anak di PAUD.

Anak-anak yang ada di kelas-kelas pendidikan anak usia dini sudah terlatih daya konsentrasinya. Lingkungan PAUD yang merupakan tempat belajarnya memiliki dukungan baginya untuk memiliki konsentrasi tinggi.

5. Mampu melatih kesabarannya sejak dini
Ternyata, kesabaran tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa melainkan juga dimiliki oleh anak-anak. Pada masa usia dini, kesabaran manusia sudah mulai di uji. Selama masa pendidikan anak usia dini, anak-anak akan banyak terlibat pada banyak pengalaman sosial.

Selama itu pula, anak usia dini dapat mengeksplorasi dan melatih keterampilannya untuk bersabar. Anak-anak juga akan meniru kesabaran yang dicontohkan oleh para gurunya di PAUD. Sebagai contoh, anak akan diajarkan untuk mengantri dan menunggu gilirannya.

6. Tertanam rasa hormat kepada yang lebih tua sejak dini
Selama anak Anda di dalam PAUD maka selama itu pula ia akan diajarkan untuk bersikap hormat kepada para gurunya. Anak-anak PAUD akan melakukan yang diperintahkan oleh gurunya untuk bersikap hormat.

Anak-anak PAUD pun menjadi terbiasa untuk menghormati orang lain tidak sebatas gurunya saja. Akan tetapi, rasa hormat yang jauh lebih luas lagi. Kelas-kelas PAUD merupakan tempat terbaik untuk mempelajari sikap mulia ini, yaitu rasa hormat.

7. Memiliki kepercayaan diri dan harga diri sejak dini
Pendidikan anak usia dini yang dilakukan ternyata memiliki dampak positif terhadap kepercayaan diri mereka. Selain itu, anak-anak sejak masih di PAUD akan memiliki jiwa optimis dan terbentuknya harga diri yang cukup tinggi. Mereka pun akan terdorong untuk mengeksplorasi bakat, minat, dan pengetahuan mereka.

8. Terbiasa dengan keberagaman

Menghormati perbedaan dan keragaman merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh anak-anak selama masa perkembangannya di PAUD. Pendidikan anak usia dini dirancang untuk membimbing anak-anak agar memiliki sikap hormat terhadap orang-orang sekitar.

BURUAN DAFTAR YA AYAH, BUNDA...

http://bit.ly/34HUXeN

WA.085236779655

http://lspdigital.id

CINTAI ANANDA



Mengapa anakku nakal?’

Mengapa anakku bermasalah?’ 


Ungkapan atau pertanyaan berbeda lainnya juga sering kali kita temukan dan keluar begitu saja dari para orang tua, entah mereka yang berada di sekitar kita maupun justru adalah keluhan dari diri kita sendiri.

Pertanyaannya .......
Benarkah anak kita nakal?
Benarkah anak kita bermasalah?
Adakah anak-anak lahir ke dunia ingin menjadi nakal atau bermasalah?
Adakah anak-anak yang dilahirkan di dunia ini memang sejak lahir sudah menjadi nakal dan bermasalah?
Mari kita renungi sejenak.


Anak-anak lahir ke dunia dalam keadaan bersih, putih dan suci. Baik anak itu terlahir dari rahim seorang yang memiliki kekuasaan dan bermartabat ataupun (maaf) lahir dari seorang wanita tuna susila. Siapapun orang tuanya, siapapun wanita yang melahirkannya, tidak ada yang dapat memungkiri bahwa anak tetap lahir dalam keadaan suci.

Mengapa anak-anak yang dahulunya lahir dalam keadaan suci lantas berubah menjadi sosok monster yang mengerikan? Menjadi brutal, menjadi sangat nakal dan bermasalah di lingkungan sekitar?

Seiring berjalannya waktu, mulai beranjak besar dan dapat mengenal lingkungan, belajar dan menyerap informasi dari semua indranya.
Lingkungan terdekatnya adalah keluarga.
Mau tidak mau, suka atau tidak suka, anak-anak yang bermasalah adalah produk dari pengasuhan orang tua. Anak-anak yang bermasalah, pasti memiliki masalah pula di dalam hubungannya dengan orang tua dan dalam pola asuh orangtuanya. Dan banyak sekali orang tua yang tanpa sadar  memberikan contoh-contoh yang tidak pantas kepada anak-anak mereka, misalnya saja mengucapkan kata-kata kasar, memukul, berbohong atau  cenderung mengabaikan perkembangan prilaku anaknya. Hal ini akan memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi perkembangan kepribadian anak.
Orang tua yang pertama kali menggoreskan warna-warna di lembaran putih bayi yang mereka lahirkan, sehingga bisa disimpulkan bahwa bermasalahnya seorang anak dengan lingkungan sosialnya, anak menjadi nakal, dan brutal, penyebab utamanya adalah kedua orang tuanya.

Anak-anak hanya meniru apa yang dilihat, dirasa, didengar, dan di depan mata mereka apa-apa yang orang tua lakukan. Karena bagi anak-anak, orangtua adalah model utama bagi mereka.
Mereka juga merespon perilaku-perilaku orang tua yang kurang baik. Termasuk di dalamnya orang tua yang membiarkan anak melakukan kesalahan, memaklumi kesalahannya tanpa nasihat dan intervensi, sehingga benih yang ditanamkan ini membuat anak berpikir bahwa apa yang ia lakukan benar.
Butuh pendampingan yang intensif untuk anak-anak bermasalah tersebut beserta kedua orang tuanya, termasuk di dalamnya kesadaran akan apa yang terjadi serta kemauan untuk berubah dari mereka. Karena jika penanganan terlambat, maka berbagai persoalan sosial dan kriminal bisa terjadi pada anak-anak tersebut di kemudian hari.
Kesadaran orangtua untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pola asuh anak ( parenting) sangat dibutuhkan untuk membimbing putra putrinya.

Cintai anak-anak kita..

Bergabunglah bersama kami di kegiatan parenting Pos Paud Dahlia 64.
Dafarkan segera putra putri anda dilembaga kami..

Wa085236779655
https://bit.ly/2xedxyN

Minggu, 05 April 2020

Bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?

Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu :

  1.  hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal),
  2. Hubungan dengan  lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar),
  3. Hubungan dengan Tuhan YME (spiritual).

Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif.

Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, dengan cara :
  1. Memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri,
  2. membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya,
  3. tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus
  4. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.


Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak.

Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Semua itu sudah kami terapkan dalam kegiatan bermain dan belajar di Pos Paud Dahlia 64

AYO BERGABUNG BERSAMA KAMI AYAH, BUNDA..... CINTAI ANAK-ANAK KITA..

BERSINERGI MEMBANGUN KARAKTER ANAK USIA DINI
KAMI MELAYANI ANAK USIA 2-6 TAHUN
PENDAFTARAN HANYA RP.60.000,-

Gratis 3 seragam untuk 20 pendaftar pertama
WA.085236779655